Sunday, May 3, 2009

Aku terima Nikahnya

just finished read Aku terima Nikahnya by Hasrizal Abdul Jamil, birthday present from mr.R...
finally i understand y mr.R is one of faithful silent blog reader
really addicted to this book, trying to finish anytime i cud even when i bf raina :)
compilation about personal experience of the author's life...
that match most of nowadays reality life...
not only that, also include the opinions and solutions when facing problems...

i love this quote(?) at the front book...
'Melihat perkahwinan sebagai medan untuk memberi, akan menjadikan kita lebih memikirkan soal PERANAN dan bukannya HAK yang tidak berkesudahan.' - Saiful Islam

most of us, parent claim their rights and their partner's responsibility and it's little and very hard to claim the other side... especially YOUNG parent, they will too dependent to their partner even for small things, such as do house chores, financial, baby cares.... and this book really make me realize and aware that both husband&wife need each other in order to make things right and perfect, plus their children, career, family, hobby and most important, their relationship (.")(",) not just query their partners y and y :)

some text from his book...

Jika mahu bercinta, jangan merancang hanya ke pelamin.
Masukkan sekali urusan lampin.
Kerana rumahtangga bukan utopia Cloud 9.
Ia adalah kombinasi suka dan duka.
Namun dalam derita tetap ada bahagia, itulah nikmat hidup berumahtangga.
Medan memberi yang paling mulia.


oso like under the title, “Biar mati anak, jangan mati adat”... some of the entry...

BERBIN DAN BINTIKAN EMAK

Saya masih ingat, perbualan dengan arwah Opah, sekitar 20 tahun lalu. Opah bukan hafizah, tetapi Opah mengajar saya mengaji sambil dia menggoreng ikan. Jika saya nakal melompat ayat, opah menegur sambil mengetuk sudip di kuali.

“Opah, kenapa masa talqin, nama orang disebut dengan bin atau binti emak?”, saya bertanya kepada Opah selepas habis semuka mengaji Quran.

“Bukan semua orang ada ayah. Takkan nak malukan si mati di depan kuburnya”, kata opah sambil membetulkan telekung putihnya.

Saya terdiam.

Hari ini saya memikirkannya kembali. Ketepikan seketika soal sunnah atau tidak bertalqin cara orang di Malaysia, tetapi saya amat tersentuh dengan jawapan opah. Apabila si mati dibahasakan di sisi pengebumiannya dengan berbin atau berbintikan ibu, terhindarlah aib si mati, jika ada. Tidak semua orang jelas bapanya, namun semua kita beribu dengan perempuan yang ada nama.

Begitulah berhalusnya masyarakat kita. Menerima beralas, menolak berlapik.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

actually this is compilation of entries in his blog...
u can read them from his blog, http://saifulislam.com

ENJOY READING :)

No comments: